Minggu, 08 Maret 2015

Cerpen : Declaration of Love (Ryan Version) - Dessy Novianty


Declaration of Love
(Ryan Version)

“Chika, kalau kamu ambil balon pink ini artinya kamu terima cinta aku, tapi kalau ambil balon abu-abu ini, artinya..kamu tolak aku. Dan aku akan menerima keputusan kamu apapun itu.”
“Heleh, bete bener lihat ftv kayak gini. Bosen banget, gak ada cara romantis lain apa selain pakai balonlah, cincin di kue, mawar, muak gue.” kata Ivy seorang gadis berparas cantik.
“Ish, Ivy. Mereka kan so sweet.” kata Luvi, sahabat Ivy.
“Bosen ah.”

Ivy memang sudah bosan melihat sesuatu yang romantis, seperti bunga, cincin, balon, cokelat, rayuan, puisi. Apa tidak ada acara lain? Ivy telah beberapa kali menerima hadiah Valentine dari laki-laki dengan berbagai cara yang ditayangkan di banyak ftv.
1.      With Tomy (A man with glasses)
“Ivy, aku suka sama kamu. Kalo kamu mau terima aku jadi pacar kamu, ambil bunga ini. Kalo gak, kamu boleh lempar bunga ini jauh-jauh.” kata Tomy si mata empat.
Ivy berdiam sejenak lalu mengambil bunga itu dan memberikannya pada anak kecil yang lewat. Lalu sambil menepuk-nepuk tangannya yang sedikit kotor ia berkata..
“Maaf, gue gak bisa terima. Oh ya, itu bunga kalo gue lempar entar kena orang bisa bahaya. Jadi maaf aja ya kalo gue kasih ke orang lain. Sorry gue duluan.”
2.      With Hary (Romantic man)
Di café saat itu, Hary dan Ivy makan malam berdua di sebuah restoran.
“Ih apaan deh, malam-malam makan kue.”
“Loh kenapa? Takut gemuk? Ya ampun Ivy, kamu tuh bakal tetap cantik. Di makan ya.”
Ivy memakan sesendok kue cokelat lalu menemukan sesuatu di dalam mulutnya.
“Cincin??!” Tanya Ivy dengan wajah heran.
“Iya. Kamu suka kan?” Hary tersenyum malu.
Ivy permisi ke toilet, setelah itu mengembalikan cincin itu ke Hary.
“Sorry gue gak bisa terima. Cincinnya udah gue cuci kok tadi di toilet. Oh ya, gue udah dijemput kakak nih. Sorry ya.”

“Bruahaha!! Sejak kapan lo punya kakak Vy.” tawa Luvi mendengar cerita temannya.
Dan dua malam sebelum hari Valentine itu mereka habiskan menonton drama di rumah Ivy. Tiba-tiba ponsel Ivy berdering.
“Sms dari siapa Vy?”
“Ryan.”
Dengan rasa penasaran, Luvi ikut membaca sms itu. “Ivy, lusa ada acara? Olahraga sekaligus adu nyali mau?” ucap Ivy membacakan sms itu.
“Nih anak, gak usah dibaca kencang-kencang juga kali.” Ivy menjitak kepala Luvi.
“Hihihi maaf-maaf. Kalian juga so sweet banget sih.”
So sweet apanya?”
“Ryan tuh kayaknya ada perasaan deh sama lo, nah bagus kan! Lo kan juga suka sama dia! Mending…”
“Mending apa?” tanya Ivy curiga.
“Mending lo jadian aja sama dia!” ucap Ivy semangat.
Ivy yang sedikit terkejut langsung mengalihkan pembicaraan lalu pergi ke dapur.
“Ih Ivy, Ivy! Pipinya merah tuh, hihihi.”
Ivy dan Ryan memang sudah dekat sejak di bangku SMA, dan kini mereka berkuliah di universitas yang sama namun di kelas yang berbeda. Ryan selalu memberi perhatiannya pada Ivy, mengganggap Ivy sebagai adik kecilnya. Dan Ivy kepada Ryan, menurut Ivy, Ryan adalah orang yang spesial, berbeda dari cowok lain yang kadang aneh di mata Ivy.

Hari berikutnya, beberapa orang berburu cokelat dan bunga bahkan hadiah lain untuk diberikan pada orang terkasih, namun Ivy hanya di rumah. Ia memilih untuk membuatkan cokelat dan kue untuk keluarganya sebagai hadiah Valentine, menurutnya begitulah seharusnya. Membagikan cinta pada keluarga.
“Halo? Luvi, lo sibuk gak?”
“Kenapa Vy?”
“Temenin gue belanja buat bikin kue yuk!”
“Eeeng, aduh Vy. Sorry, gue lagi sibuk banget nih.”
“Yah, yaudah deh gak apa-apa. Bye.”
Ivy putuskan untuk berbelanja sendiri, tumben hari ini semua orang sibuk. Ah pasti karena besok Valentine, pikirnya.

Di hari Valentine, Papa dan Mama Ivy saling memberi hadiah.
“Ih Papa, Mama. Masih aja kayak anak abg.”
Orangtuanya tertawa kecil mendengar ocehan anak pertamanya itu.
“Ih kakak sirik aja, mentang-mentang gak punya pacar. Buee!” goda sang adik, Rio.
“Ih emang kamu udah punya pacar?? Wah, tuh ma Rio udah mulai pacaran. Ih bandel, masih SMP juga.” kata Ivy sambil menunjuk sang adik yang berlari mencolek kue di meja yang dibuatnya.
“Ih kakak, aku mah masih kecil. Aku gak mikirin itu, kakak tuh yang dekat-dekat sama kak Ryan, hehehe.”
Ivy yang blushing segera mengejar adiknya, diikuti tawa orangtuanya, dan ponselnya pun berdering.
“Oh halo? Iya-iya, sebentar lagi berangkat kok. Oke, tunggu gue ya?”
“Siapa kak? Kak Ryan ya??” tanya Rio lalu berlari menghindar.
“Rio!”

Dan Ivy lega tidak lagi melihat suasana Valentine yang bertebaran. Saat ini ia berada di arena Bungee Jumping.
“Vy, sini!”
Itu Ryan, dengan kaos dan jaket putih, celana jeans hitam dan sepatu putih ia terlihat tampan dan mempesona. Ryan mengajak Ivy menaiki tangga untuk lakukan jumpings dari ketinggian lima puluh meter.
“Siap?”
“Hah? I..iya.” ucap Ivy sedikit gugup sambil melihat ke bawah.
“Emang gitu kok awalnya, tapi nanti kalau udah coba pasti mau lagi.” kata Ryan sambil tersenyum.
Instruktur pun memasangkan alat pengaman untuk Ivy, Ryan membiarkan dia mencobanya terlebih dahulu, menikmati terjun langsung dan tertarik lagi saat tubuhnya memantul di udara.
“Ryan! Fighting!” teriak Ivy memberi semangat sambil menunggu di bawah.
Sebelum melompat Ryan membisikkan sesuatu pada instruktur di sebelahnya. Ia terlihat bersiap-siap melompat, ia melompat lalu tubuhnya memantul ke atas saat tali menariknya lagi, namun alat pengaman di punggungnya mengalami kesalahan, Ivy yang terkejut langsung panik ketakutan melihat Ryan.
“Ryan!”
Sayangnya Ryan harus terjatuh ke dalam laut karena alat pengamannya rusak. Para tim di sana segera menolong Ryan dan keadaan semakin menegang saat Ivy melihat orang yang dicintainya terkapar lemah karena tenggelam. Ia mencoba membangunkan Ryan dengan mengguncangkan tubuhnya. Airmatanya sudah menggenang, tangisannya sudah meledak. Tiba-tiba Ryan tersedak dan tangannya mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Dengan mata tertutup, ia memberikan Ivy sebuah kotak.
Happy Valentine’s Day, Ivy.” kata Ryan sambil tersenyum.
“Ryan?! Ih!!”
“Aduh, kok kejam sih?” Ryan sedikit kesakitan namun tetap tertawa saat Ivy memukul bahunya.
“Kamu tuh yang kejam. Pura-pura tenggelam, pingsan, bikin orang panik. Gak lucu tahu!” ucap Ivy sambil mengusap airmatanya.
Ryan duduk lalu mengusap kepala Ivy sambil tersenyum. “Gadis cengeng.”
Lalu Ryan memberikan kotak itu pada Ivy, isinya kalung liontin bintang dan ia mengalungkannya ke leher Ivy.
Happy Valentine’s Day, Ivy.”
You too.” kata Ivy.
“Oh ya.” Dengan mata dan keadaan yang agak lemah Ryan membisikkan sesuatu pada Ivy.
I love you.” lalu Ryan tersenyum.
Ivy membulatkan matanya dan tidak  bisa bicara apa-apa.
“Jadi jawabnya?”
Ivy tetap tidak menjawab.
“Yaudah kalau gak mau jawab, aku nyebur lagi deh.”
Ivy menghentikan langkah Ryan, takut jika laki-laki itu benar-benar nekad.
“Ya! I love you, Ryan!” teriak Ivy.
“Cie-ciee.. Suit-suit!”
Beberapa orang di belakang mereka yang tiba-tiba muncul bertepuk tangan dengan wajah ceria.
“Ivy! So sweet banget sih!” kata Luvi terkagum.
“I..ini ada apa deh??”
“Aku udah tahu kalau kamu gak suka hal romantis yang biasa-biasa aja. Tuh dari mereka. Jadi…” kata Ryan sambil merangkul bahu Ivy.
“Jadi??! Ugh! Dasar!” Ivy memukul dan mencubit Ryan.
“Ih, aduh! Vy, Ivy!” ucap Ryan lalu memeluk Ivy dengan senyum bahagia.
Dan mereka, orang-orang yang muncul tiba-tiba adalah beberapa orang yang pernah mencoba nyatakan cinta pada Ivy sebelumnya.
Happy Valentine’s Day, I love you.” ucap Ryan sekali lagi.
Dengan rasa bahagia, Ivy memeluk erat Ryan. Luvi yang senang karena rencana mereka berhasil turut terharu.
“Ini, lap airmatanya.” Kata Tomy sambil memberi saputangan.
“Makasih.” Kata Luvi masih melihat kebahagiaan Ivy dan Ryan.
Ah! Sedihnya hati ini, masiiih aja dicuekin sama cewek, sakitnya tuh di sini!, begitu pikir Tomy sambil mengepalkan tangan kanan di dada kirinya.
Jumping yuk??” Tanya Ryan.
“Nyebelin ah!”
“Loh kok ngambek?” Ryan sedikit tertawa karena gadisnya itu.
“Ayolah!” Ryan melanjutkan sambil merangkul Ivy, membawa menuju arena.
“Ivy! Gue ikut!!” Luvi berlari menyusul mereka.
“Ikuuuut oi!!” teriak yang lainnya, Tomy dan Hary.

§§§§§ SELESAI §§§§§

Author : Dessy Novianty

Do not copy any part of it. Read and give a comment :)
Ini pakai otak mikirnya, jadi jangan asal copas atau apapun yang melanggar hak cipta *creepy laugh* *ups*
------di saat gak tahu mau posting apa, di situ kadang saya bingung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.blogger-iframe-colorize {display: block !important; }